Hasil Karya MOHD SARLI


INSYAF KU
            “Mohon perhatian kepada seluruh penumpang, bahwa pesawat tujuan moscow akan segera lepas landas “ ujar salah seorang pramugari
            Ucapan pramugari membuyarkan lamunan ku. Aku baru sadar pesawat yang ku tumpangi mulai bergerak meninggalkan bandara soekarno-hatta . pesawat yang memuat 300 orang ini beserta barang-barang lepas landas dengan sangat mudahnya.
            Tanpa sengaja aku melihat peta tempat kelahiranku Pekanbaru-Riau melalui sebuah tabloid yang di pegang salah seorang penumpang. Aku tersenyum, pikiranku langsung terbang jauh ke masa lalu, masa yang sangat kuat terpatri dalam hatiku.
***
Aku terbangun saat mendengar bundaku menggedor pintu kamarku dan memanggil-manggil namaku.
“malik, bangun sudah jam berapa ini ?. Nanti kamu terlambat ke sekolah ! “
karena kantuk yang menyelimuti tubuhku, aku sengaja berpura-pura tidak mendengarnya dan menyibakkan selimut dengan perasaan yang tidak senang. Tetapi suara itu terus memanggil-manggil nama ku. Karena amarah yang tidak bisa ku tahan lagi aku berteriak sejadi-jadinya sambil mengatai bundaku.
“ahhh… aku masih ngantuk ni !. Urus sajalah urusan mu jangan urus urusanku !.“
Hatiku lega karena suara bunda  lama- lama pudar dan  akhirnya berhenti memanggil nama ku.
Aku terbangun dan melihat jam digital weker ku tepat memuat angka 7:00. Aku mandi dengan terburu-buru karena aku tidak ingin terlambat pergi ke sekolah. Walaupun aku sudah bergerak secepat yang bisa ku lakukan, Tetap saja aku terlambat sampai ke sekolah.
“ setiap hari kamu saja orang yang terlambat datang ! “  ujar guru disiplin kepada ku
Aku tertunduk dan  terdiam aku  tak punya pilihan untuk membantah ucapan dari guruku.
“ point kesalahaan mu telah banyak. Tak ada lagi toleransi buat mu. Lebih baik kamu pulang saja !“ kata guru itu lagi kepadaku
Aku terkejut mendengar aku di suruh pulang oleh guruku.
 izinkanlah saya masuk pak .“kata ku dengan wajah memelas
“TIDAK !” ujar guruku sambil menatap mataku
Aku hanya dapat tertunduk sambil berbalik arah menuju taman yang tak terlalu jauh dari sekolahku akupun duduk di bangku taman yang menghadap ke sebuah kolam. Aku menjerit untuk meluapkan emosiku yang tertahan. Hatiku sangat kesal, kenapa tidak ada yang membangunkanku pagi ini . padahal, aku sudah mengatakan bahwa pagi ini aku akan mengikuti  lomba yang sangat bergengsi di sekolahku yaitu lomba  cerdas cermat. Aku ingin sekali mengikutinya. Aku ingin sekali menjuarainya. Tetapi harapan itu sirna karena aku tidak dapat masuk ke sekolah . Aku ingin sekali melampiaskan kemarahanku kepada bundaku. Karena, aku menganggap ini semua salahnya!.
Satu jam kemudian”.
Hatiku mulai tenang dan emosiku kembali stabil, akupun memutuskan untuk pulang ke rumah. Begitu sampai di gang depan rumahku, aku terkejut melihat bendera putih yang terpasang di sana. Nyaris air mata ku tumpah karenanya. Tapi tetapku tahan dengan mengmbil napas panjang. Melihat tetanggaku datang serta merta memelukku dan menangis. Aku jadi heran dan tak sadar air mata ku keluar membasahi pipiku.
“Bunda mu telah pergi malik, pergi untuk selama-lamanya. Bunda mu pagi tadi mengalami tabrakan yang sangat hebat. Saya dan tetangga lainnya sudah mencoba membawa bundamu ke rumah sakit. Tetapi dalam perjalanan bundamu menghembuskan nafas terakhirnya. Sebelum meninggal dia  berpesan kepadaku untuk menjaga mu.”
Hatiku bergetar hebat. Aku tak dapat menahan rasa penyesalan ini penyesalan karena selalu membuat bundaku bersedih serta mengeluarkan air matanya untukku dan aku tak bisa menerima peristiwa secepat ini. Akhirnya tangis ku pecah sambil memeluk mayat bundaku yang sudah tak bergerak lagi. Aku memanggil-manggil bundaku seperti orang gila. Aku ingin bundaku hidup kembali.
Paman ku menarik tangan ku dan memberikan sebuah surat yang ia temukan di bawah kasur bunda ku. Aku mencoba membukanya dan membacanya dengan linangan air mata.
“ya rabbi dengan penuh kesyukuran hamba bersimpah di hadapan mu. Syukur hamba karena telah engkau muliakan hamba dengan al-qur’an kalaulah bukan karena karuniamu niscaya hamba sudah terperosok dalam jurang kenistaan. ya rabbi tambahkanlah kesabaraan dalam diri hamba untuk memelihara titipan mu  … “
Tangis ku semakin menjadi-jadi tapi aku tetap memaksakan untuk membaca surat yang di buat bundaku.
“ya allah 3 tahun sudah hambamu ini membesarkan anak  titipanmu ini sendirian dengan kasih sayang . Namun kenapa begitu tega ia membuatku selalu bersedih. Masih kurang apa hamba menyayanginya ?
Ya allah, dengan rahmat mu hamba memohon jangan lah engkau murkai dia karena perbuatannya. Ya allah berilah hamba kekuatan untuk tetap sabar menghadapinya dan menyayanginya. Tegurlah ia dengan teguran rahmatmu . ya allah dengarkanlah doa hambamu ini . tiada tuhan yang layak disembah kecuali engkau, maha suci engkau ya allah, sungguh hamba mengakui hamba termasuk golongan orang-orang yang zhalim. Amin”
Dadaku sesak setelah membaca surat dari bundaku ini untuk sang maha pencipta. Aku menyesal dengan perbuatan yang selama ini ku lakukan. Aku berjanji dalam hatiku untuk berubah ke arah yang lebih baik. Karena aku tahu allah maha pengamnpun.
***
Dinginnya udara menyadarkanku bahwa aku telah sampai di sebuah benua yang bernama rusia. Benua yang terletak sangat jauh dari Negara asalku Negara Indonesia. Pesawat yang ku tumpangi sangat mudah untuk melakukan pendaratan di bandara sheremetyevo walupun terdapat butiran salju tipis di sepanjang jalur pesawat.
Selesai ku mengambil seluruh barang-barangku aku mulai melangkahkan kaki ku menuju universitas negeri moskwa atau Moskovskyj Gosudarstvennyj Universiteit yang memberikan beasiswa S2  kepada ku atau kepada  dr. Herri Nurdi Malik

1 comment: